Sugesti
Sugesti punya peran dalam penyembuhan seseorang. Secara teori, sugesti yang dibangkitkan oleh seseorang pada dirinya sendiri bisa merangsang hormon-hormon dalam tubuh untuk mengeluarkan sel-sel pelawan penyakit atau antibody.
Self Healing
Selain dilakukan oleh terapis, hipnoterapi juga bisa dilakukan untuk penyembuhan diri sendiri atau self healing. Sebenarnya beberapa penyakit sumbernya dari pikiran kita. Ramalan diri sendiri atau sugesti hipnosis seringkali menjadi nyata karena pikiran kita yang memasukan sugesti dalam proses pemikiran. Seperti saat kita kehujanan, di dalam pikiran kita akan tersugesti, saya akan sakit kepala atau pusing karena kehujanan. Akibatnya tubuh benar-benar mengalami sakit kepala. Padahal jika ditanamkan sugesti saya akan sehat dan tidak akan terjadi apa-apa maka sakitpun tidak akan datang. Fenomena seperti ini yang disebut oleh pengobatan medis barat sebagai efek plasebo.
Banyak penyakit bisa disembuhkan dengan autohipnosis, berdasarkan pengalaman praktek seorang Dr. Erwin, penyakit seperti ketergantungan narkoba, stres, vertigo, insomnia, fobia, migrain, hingga menguruskan berat badan bisa disembuhkan dengan autohipnosis. Pada kondisi orang sehat, autohipnosis juga bisa digunakan untuk menghindari rekaman negatif, mencegah timbulnya penyakit dan meningkatkan daya tahan tubuh. Ketika tercapai kondisi badan yang sehat, daya tahan tubuh juga meningkat dan badan menjadi tidak mudah sakit. Kemampuan melakukan autohipnosis bisa dipelajari dengan kursus hipnoterapi, dengan 20 kali pertemuan, biasanya Anda sudah bisa melakukan autohipnosis.
Efek Negatif dan Positif
Kelebihan hipnoterapi adalah murah, karena bisa dilakukan sendiri. Hipnoterapi juga relatif lebih efektif menghilangkan rasa nyeri dibandingkan pengobatan analgesik, termasuk morfin sekalipun. Hipnoterapi juga aman tanpa efek negatif seperti efek ketergantungan. Walaupun relatif aman, hipnoterapi mempunyai efek samping. Pada beberapa pasien bisa menimbulkan abreaksi. Suatu keadaan dimana pasien keluar dari rekaman bawah sadarnya secara serentak. Akibatnya bisa menimbulkan rasa kekesalan atau kesedihan secara berlebihan, reaksinya pasien bisa tidak terkendali, namun kondisi biasanya tidak berlangsung lama dan bisa dikendalikan oleh terapis.
0 komentar:
Posting Komentar